Kamis, 29 Oktober 2009

KEPERAWATAN JIWA

Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

 A mind that grows and adjust, is in control and is free of serious stress (rosdahl, 1999)
 Adl s/ kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yg t’lihat dr hub interpersonal yg memuaskan, perilaku dan koping yg efektif, konsep diri yg positif & kestabilan emosional
 Indicator of mental health include ositive attitude toward self, growth, development, self actualization, integration, autonomy, reality perception & environmental mastery.
 Menurut uu kes jiwa no. 3 th 1996 : mrp s/kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dr seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dg org lain
 APA (1994) gangg jiwa adl s/sindrom /pola psikologis /perilaku yg penting secara klinis yg terjadi pd seseorang dan dikaitkan dg adanya distress (gejala nyeri)/disabilitas

Kriteria Sehat Jiwa
 Sikap positif thd diri sendiri
 Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
 Integrasi
 Otonomi
 Persepsi realitas
 Environmental mastery(yohada)

Rentang Sehat Jiwa
 Dinamis bukan titik statis
 Rentang dimulai dari sehat optimal-mati
 Ada tahap-tahap
 Adanya variasi tiap individu
 Menggambarkan kemampuan adaptasi
 Berfungsi secara efektif, sehat

SEJARAH KESEHATAN JIWA
 Zaman colonial : sebelum ada rsj di indo, penderita gangg. Jiwa berat ditampung di rs sipil/rs militer di jkt, semarang dan Surabaya
 Zaman setelah kemerdekaan : oktober 1947 pemerintah ri membentuk jawatan urusan penyakit jiwa
 th 1950 pemerintah ri menugaskan u/ melaks. Hal2 yg dianggap penting bagi penyelenggaraan dan pembinaan keswa di indo (dibawah depkes)
1. 1 juli 1882 dibangun rsj pertama di bogor
2. 23 juni 1902 rsj lawang
3. 1923 rsj magelang
4. 1927 rsj sabang
 Metode pengobatan penderita gangguan jiwa banyak mengalami kemajuan
awal sejarah
abad pertengahan
abad ke 15/17
abad ke 18
abad ke 19
abad ke 20
th 1958 diubah menjadi urusan penyakit jiwa
th 1960 menjadi bagian kesehatan jiwa
th 1966 menjadi direktorat kesehatan jiwa

 Abad 20 (era psikiatri)
- adolph meyer (1866-1950) teori psikobiologi
- clifford beers (1876-1943) artikel perawatan intensif
- emil kraepelin (1856-1926) m’klasifikasi gangguan jiwa
- eugen bleuler (1857-1939) menemukan istlh skizofrenia
- sigmun freud (1856-1939) mengembangkan teori psikoanalisis, psikoseksual dan neurosis
- carl gustav jung (1857-1952), harry stack sullivan (1892-1949) dg teori interpersonalnya

Upaya Kesehatan Jiwa Diindonesia
Pemerintah hindia belanda mengenal 4 macam t4 perawatan penderita psikiatrik a/l :
1. Rs jiwa (kranzinnigengestichten)
2. Rs sementara (doorgangshuizen)
3. Rumah perawatan (veerplegtehuiizen)
4. Koloni

MODEL STRESS DAN ADAPTASI

Beberapa Definisi Stress
 Respon tubuh yg sifatnya non spesifik thd setiap tuntutan beban atasnya
 Gangguan pd tubuh & pikiran yg disebabkan o/ perub & tuntutan kehidupan
 S/ kondisi dinamik dlm mana seseorang individu dikonfrontasikan denga suatu peluang, kendala/tuntutan yg dikaitkan dg apa yg sangat diinginkannya dan yg hasilnya dipersepsikan sebagai tdk pasti dan penting
 S/ kondisi yg disebabkan o/ transaksi antara individu dengan lingkungan yg menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yg berasal dr situasi dan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dr seseorang

Definisi Adaptasi
 Adaptasi sbg suatu bentuk responyg sehat thd stress, dlm hal ini termasuk respon pada proses penstabilan biologis internal dan pemeliharaan psikologis dlm hal jati diri dan harga diri
 Adaptasi menurut roy (1976) adalah respon yg adaftif sebagai suatu tingkah laku yg memelihara integritas individu
 Adaptasi dipandang sebagai suatu yg positif dan ada korelasi dengan respon yang sehat

Proses Terjadinya Stress Secara Fisiologis (Dadang Hawari, 2002)

Syndrom Penyesuaian Umum (The General Adaption Syndroms)
GAS adalah suatu penjelasan dari reaksi pertahanan tiga fase yang seseorang alami ketika stress. Fase itu disebut sinyal (alarm), perlawanan (resistance), dan keletihan (exhaustion)

Model Stress
Model membagi penyebab stres ke dalam empat kategori yaitu:
1. Lingkungan fisik (physical environment stressor)
2. Individu (Individual stressor)
3. Kelompok (Group stressor)
4. Organisasi (Organizational stressor)

Tahapan Stress
Tahap I Tahap II Tahap III
TAHAP REAKSI WASPADA TAHAP MELAWAN TAHAP KELELAHAN
Reaksi sinyal
Badan menunjukkan perubahan karakteristik dari paparan pertama dan stressor. Pada waktu yang sama, ketahanannya turun.
Tahap ini terlihat reaksi psikologis dan reaksi fisiologis Ketahanan
Tahap kedua terjadi jika terus terpapar karena stressor tidak sesuai dengan adaptasi. Ketahanan naik di atas normal. Keletihan
Tahap ketiga
akan timbul gejala penyesuaian diri thd lingkungan, tanpa ada usaha untuk melawan
Contoh: sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner

MODEL ADAPTASI STRESS
Mengelola Stres
Pendekatan Individual
 Pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu
 Meningkatkan latihan fisik
 Pelatihan pengenduran
 Perluasan jaringan lingkungan social

Akibat-Akibat Stres
Cox mengindentifikasikan lima kategori efek dari stres yang potensial, diantaranya :
1. Subyektif
Kekhawatiran/ketakutan, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup dan kesepian
2. Perilaku
Mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku impulsive
3. Kognitif
Ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya kosentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental
4. Fisiologis
Kandungan glukosa meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, panas dan dingin.
5. Organisasi
Angka absensi meningkat, omset menurun, produktivitas rendah, ketidakpuasan kerja, loyalitas berkurang

Sehat
 Sehat adalah kedaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan dlm rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkbg yg optimal sesuai dgn usianya.
 Sehat-sakit berada dlm suatu rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meningggal .
Rentang Sehat Sakit
 Rentang sehat sakit mrp s/ alat ukur dlm menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dlm setiap waktu
 Dengan adanya rentang sehat sakit sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yg akan diberikan serta tujuan yg ingin diharapkan dlm meningkatkan status kesehatannya


Rentang Sehat
 S/ keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit / kelemahan (who, 1974)
 Karakteristik sehat
1. Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pd individu sbg manusia
2. Memiliki pandangan thd sehat dlm konteks lingkungan ekst dan inter
3. Memiliki hidup yang kreatif dan produktif

Faktor Yg Mempengaruhi Status Kesehatan
 Perkembangan
 Sosial dan kultural
 Pengalaman masa lalu
 Harapan seseorang tentang dirinya
 Keturunan
 Lingkungan
 Pelayanan

Rentang Sakit
 Tahapan proses sakit
1. Tahap gejala
2. Tahap asumsi terhadap sakit
3. Tahap kontak dengan yankes
4. Tahap ketergantungan
5. Tahap penyembuhan

 Dampak Sakit
1. T’jadi perubahan peran dlm keluarga
2. Terjadi gangguan psikologis
3. Masalah keuangan
4. Kesepian akibat perpisahan
5. T’jadinya perub kebiasaan social
6. Terganggunya privasi
7. Otonomi
8. Perubahan gaya hidup

 Perilaku pada orang sakit
1. Adanya perasaan ketakutan
2. Menarik diri
3. Egosentris
4. Sensitif terhadap persoalan kecil
5. Reaksi emosional tinggi
6. Perubahan persepsi
7. Berkurangnya minat

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Pengertian Komunikasi
Proses dimana informasi disampaikan kepada orang lain melalui simbol-simbol, tanda-tanda atau tingkah laku (Haber"87)
Communication is the process by which message are transferred from a source to receiver the source transfer the ideas with an intent to modify behavior of communication is to effects on of the receiver. (Rogers)
Komponen-komponen komunikasi :
1. Sender/ pengirim/ sumber pesan/ komunikator.
2. Message/pesan/informasi.
3. Receifer/penerima pesan.
4. Chanel/media yang digunakan.
5. Obyektif/tujuan.


Agar komunikasi lancar & berhasil ;
 Situasi harus tepat.
 Waktu tepat.
 Pesan yang disampaikan jelas.
Menurut Haber (1987) komunikasi dibagi 2 macam :
1. Intrapersonal (Dalam diri sendiri)
2. Interpersonal (Dg 2 orang atau lebih)
Ada 3 (tiga) komunikasi :
1) Komunikasi sosial.
2) Komunikasi collegia!.
3) Komunikasi fasi1itative.

Komunikasi terapeutik
Yaitu hubungan interpersonal dan intrapersonal dimana perawat – klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional klien.
Komunikasi terapeutik mempunyai :tujuan spesifik, saling membagi pikiran, perasaan dan berorientasi pada masa sekarang (here and now), berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan.
Komunikasi terapetik adl s/ bentuk komunikasi yang direncanakan secara sadar untuk membantu penyembuhan/pemulihan
Ciri-ciri komunikasi terapeutik :
1. Empati
2. Rasa percaya “trust”
3. Validasi
4. Perhatian
Hambatan – hambatan komunikasi
a. Sosialisasi
b. Memberi nasehat tdk ada kaitannya
c. Memberi dorongan sepintas
d. Melindungi suatu situasi
e. Menawarkan keyakinan yg kurang sesuai
f. Memberikan pujian secara stereotipe
g. Menahan ekspresi emosi dg pertanyaan tertutup
h. Menginterupsi

Tekhnik komunikasi terapetik
1. Mendengarkan (listening).
2. Pertanyaan terbuka
3. Mengulang pertanyaan
4. Klarifikasi
5. Refleksi
6. Focussing
7. Berbagi persepsi
8. Diam
9. Meyakinkan kembali.
10. Merumuskan masalah.
11. Pemecahan masalah (problem solving).
12. Memberi petunjuk apa yang akan terjadi (providing anticipatory)
13. Menghindari hambatan dalam komunikasi.

Lingkungan terapetik
Adl lingkungan yang ditata untuk menunjang proses terapi baik fisik, psikis/mental maupun sosial agar membantu penyembuhan atau pemulihan pasien
5 aspek lingkungan terapetik
1. Aspek fisik
2. Aspek intelektual
3. Aspek sosial
4. Aspek emosional
5. Aspek spiritual



Karakteristik umum lingkungan terapetik
• Distribusi kekuatan
• Komunikasi terbuka
• Struktur interaksi
• Aktivitas/kegiatan
• Partisipasi keluarga dan masyarakat
• Peran perawat dlm lingkungan terapetik

Tugas perawat dlm fase hub terapetik
Prainteraksi
1. Mengkaji perasaan, fantasi, rasa takut dlm diri sendiri
2. Menganalisis kekuatan & keterbatasan profesional diri sendiri
3. Mengumpulkan data ttg pasien
4. Merencanakan pertemuan pertama dg pasien
Perkenalan/orientasi
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji fikiran, perasaan & tindakan pasien
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan kepada pasien
5. Merumuskan kontrak
Fase kerja
1. Mengkaji stressor
2. Mediskusikan dan mengatasi perilaku resistens
Terminasi
1. Menetapkan realitas perpisahan
2. Meninjau kemajuan terapi dan pencapaian tujuan
3. Mengkaji secara timbal balik perasaan penolakan, kehilangan, kesedihan serta perilaku yg terkait

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA


A. Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengn lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal).
Proses kognisi meliputi :
- Sensasi dan persepsi
- Perhatian
- Ingatan
- Asosiasi
- Pertimbangan
- Pikiran
- Kesadaran

1. Gangguan sensasi dan persepsi
Sensasi atau penginderaan adalah pengetahuan atau kesadaran akan suatu rangsang. Terdapat enam macam sensasi yaitu : rasa kecap, rasa raba, rasa cium, penglihatan, pendengaran dan kesehatan.
Persepsi atau pencerapan adalah kesadaran akan suatu ragsang yang dimengerti.
Macam-macam gangguan sensasi dan persepsi

a. Gangguan sensasi
• Hiperestesia
Keadaan dimana terjadi peningkatan abnormal dari kepekaan dalam proses penginderaan, baik tersa panas, dingin, nyeri ataupun raba.
Anestesia
tidak didapatkan sama sekali perasaan pada penginderaan. Sifatnya dapat menyeluruh, setempat atau sebagian saja.
• Parestesia
Terjadi perubahan pada perasaan yang normal(biasanya raba), misalnya kesemutan.
Parestesia dapat berupa : Acroparestesia adalah keadaan dimana perasaan menebal pada ujung-ujung ektreminitas (baal). Aestereognosis adalah keadaan dimana terjadi kegagalan mengenal bentuk dengan rasa raba.
• Sinestesia
Rangsang yang sesuai dengan alat indera tertentu, ditangapi oleh indera yang lain.
• Hiperosmia
Terjadi peningkatan kepekaan berlebihan indera penciuman.
Anosmia
Terjadi kegagalan /kehilangan daya penciuman baik sebagian maupun seluruh.
• Hiperkinestesia
Terjadi peningkatan kepekaan yang berlebihan terhadap perasaan gerak tubuh.
• Hipokinestesia
Tejadi penurunann kepekaan terhadap perasaan gerak tubuh.

b. Gangguan persepsi
Ilusi
Suatu persepsi yang salah/palsu, dimana ada atau pernah ada rangsangan dari luar.
Halusinasi
Suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar.

Jenis-jenis halusinasi :
Halusinasi pendengaran (auditif, akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendengging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat yang bermakna.
Halusinasi penglihatan (visual, optik)
Sering terjadi pada keadaan delirium. muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran.
Halusinasi penciuman (olfaktorik)
Halusinasi biasanya berupa encium sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak.
Halusinasi pengecapan (gustatorik)
Penderita merasa mengecap sesuatu.
Halusinasi raba (taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ulat, yang bergerak dibawah kulit.
Halusinai seksual, ini termasuk halusinasi raba
penderita merasa diraba dan diperkosa, sering pada skizofrenia engan waham kebesaran terutama mengenai organ- organ.
Halusinasi kinestetik
Penderita merasa badanya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau anggota badanya yang bergerak-gerak.
Halusinasi viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.
• Depersonalisi
Perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
• Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan.

B. Gangguan Perhatian
Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam sustu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang.
Beberapa bentuk gangguan perhatian :
Distraktibiliti
Perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berati, misal suara nyamuk, suara kapal, orang lewat, dll.
Aproseksia
Keadaan dimana terdapat ketidak sanggupan untuk memperhatikan secara tekun erhadap situasi / keadaan tanpa memandang masalah tersebut.
• Hiperproseksia
Keadaan dimana terjadinya pemusatan/konsentrasi perhatian yang berlebihan, sehingga sangan mempersempit persepsi yang ada.

C. Gangguan Ingatan
Ingatan (kenangan, memori) adalah kesangguapan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda- tanda kesadaran.
Proses Ingatan ada 3 unsur :
• Pencatatan ( mencamkan, reception, registration)
• Penyimpanan (menahan, retention, preservation)
• pemanggilan kembali (recalling)

Beberapa bentuk gangguan ingatan :
1. Amnesia
Ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat sebagian atau total retrogad/antegrad dan dapat ditimbulkan oleh faktor organik/psikogen.
2. Hipernemsia
Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian- kejadian yang lalu dengan sangatteliti sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. Sering pada mania, paranoia, katatonik.
3. Paramnesia (pemalsuan/pemiuhan, ingatan)
Gangguan dimana terjadi penyimpangan /pemiuhan terhadap ingatan- ingatan lama yang dikenal dengan baik.
Konfabulasi
Keadaan dimana secara sadar seseorang mengisi lubang-lubang dalam ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan, akan tetapi yang bersangkutan percaya akan kebenaranya.
Pemalsuan retrospektif
Ilusi ingatan yang dibentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan afektif. Penderita akan memberikan kesimpulan yang salah terhadap suatu kejadian dengan menambhkan penggalaman yang tidak berdasarkan kenyataan sama sekali.
Deja’vu (ilusi ingatan)
Suatu perasaan seakan-akan pernah melihat sesuatu yang sebenarnya belum pernah dilihatnya.
De Jamais vu
Suatu perasaan palsu terhadap suatu kejadian yang sebenarnya telah pernah dialaminya tapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialaminya tapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialami/dilihatnya.

D. Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan dengannya.
Faktor- faktor yang menentukan pola-pola dalam proses asosiai anatara lain :
• Keadaan lingkungan pada saat itu
• Kejadian-kejadian yang baru terjadi
• Pelajaran dan pengalaman sebelumnya
• Harapan- harapan dan kebiasaan seseorang
• Kebutuhan dan riwayat emosionalnya.

Beberapa bentuk gangguan asosiasi :
1. Retardasi (perlambatan)
Proses asosiasi yang berlangsung lebih lambat dari biasanya.
2. Kemiskinan ide
Suatu keadaan diman aterdapat kekurangan asosiasi yang dapat dipergunakan.
3. Perseversi
Suatu keadaan dimana satu asosiasi diulang-ulang kembali secara terus –menerus yang seakan –akan mengambarkan seseorang tidak sangup lagi untuk melepaskan ide yang telah diucapkan.
4. Flight of ideas (lari cita, pikiran melompot- lompat)
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi berlangsung sangat cepat yang tampak dari perubahan isi pembicaraan dan pikiran.
5. Inkohorensi
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi tak berhubungan satu dengan yang lain.
6. Blocking (hambatan, benturan)
Suatu keadaan dimana terjadi kegagalan membentuk asosiasi, mulai dari situasi sementara akibat reaksi emisional yang kuat sampai pada blocking yang lama seperti terdapat pada penyakit jiwa yang berat.
7. Alphasia
Suatu keadaan diman terjadi kegagalan sebagian atau seluruhnya untuk menggunakan atau memahami bahasa.

E. Gangguan Pertimbangan
Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untu membandingkan/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja degan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas.

F. Gangguan Pikiran
Pikiran umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang. Proses berpikir yang normal mengandung arus ide, simbol, dan asosiasi yang terarah pada tujuan dan yang ibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas yang dapat menghantarkan pada suatu penyelesaian yang berorientasi pada kenyataan.

Faktor- faktor yang mempenggaruhi pross berpikir, yaitu :

• Faktor soatik (gangguan otak dan kelelahan)
• Faktor psikologik (gangguan emosi dan psikosa)
• Faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial tertentu)

Beberapa bentuk gangguan proses berpikir :

1. Gangguan bentuk pikiran (produksi) ; termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah pada suatu tujuan :
a. Pikiran deristik
Bentuk pikiran dimana tidak ada hubungan antara proses mental dengan pengalamannya yang sedang berjalan.
b. Pikiran austistik
Gangguan dalam proses berpikir dimana terjadi kegagalan dalam membedakan batas antara kenyataan dan fantasi.
c. Pikiran yang non-realistik
Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
d. Pikiran obsesif
Gangguan pikiran dimana satu ide selalu datang berulang-ulang, irasional dan secara sadar tak diinginkan, tapi tidak dapat dihilangkan.
e. Konfabulasi
Gangguan pikiran dimana seorang mempersatukan hal-hal atau kejadian yang tidak berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan pikiran yang timbul karena kehilangan ingatan.

2. Gangguan arus atau jalan pikiran meliputi cara dan laju proses asosiasi dalam pemikiran:
a. Flight od ideas (lari cita, pikiran melompot-lompat melayang)
Keadaan dimana terjadi perubahan yang mendadak, cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide belum selesai sudah disususl oleh ide yang lain.
b. Retardasi (perlambatan)
Keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang, sering dijumpaipada penderita skizofrenia dan psikosa efektif fase depresi.
c. Persevarasi
keadaan dimana seseorang secara berulang memberitahukan suau ide, pikiran atau theme secara berlebihan.
d. Circumstantiality (pikiran berbelit-belit, pikiran berputar-putar)
Kedaaan dimana untuk menuju secara tidak langsung kepeda ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang menjemukan dan tidak relevan. sering pada anak RM dan epilepsi.
e. Inkohorensi
Keadaan dimana terdapat gangguan dalam bentuk bicara, pembicaraannya sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya.
f. Blocking
Keadaan dimana jalan pikiran secara tiba-tiba berhenti, hal ini tidak dapat diterangkan oleh penderita.
g. Logorea
Banyak bicara dimana kata-kata yang baru tidak dapat dipahamai secar umum.
h. Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami secara umum
i. Irelevansi
Keadaan diman isi pikiran atau ucapan tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal-hal yang sedang dibicarakan.
j. Aphasia
Keadaan dimana seseorang tidak atau sukar mengerti pembicaraan orang lain (sensorik) dan atau tidak dapat atau sukar berbicara (motorik). Sering pada kerusakan otak.

3. Gangguan isi pikiran (meliputi isi pikiran yang non verbal atau isi pikiran yang diceritakan)

a. Waham
Suatu kepercayaan yang terpaku dan tidak dapat dikoreksi atas dasar fakta dan kenyataan.
Waham ada yang sistematis dan tidak sistemtis, diklafikasi menurut isinya dan isi waham biasanya mempunyai kecenderungan untuk menguasai/menonjol
1) Waham kebesaran (waham ekspansif)
Suatu kepercayaan palsu dimana seseorang memperluas atau memperbesar kepentingan dirinya, baik mengenai kualitas tindakan/kejadian/orang disekeliling, dalam bentuk tidak realistik.
2) Waham depresif (menyalahkan diri sendiri)
Kepercayaan yang tidak berdasar. Menyalahkan diri sendiri akibat perbuatan- perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain. Waham depresif sering disebut waham bersalah, waham sakit dan waham misin.
3) Waham somatis (waham hipokondria)
Kecenderungan yang menyimpang dan bersifat dungu mengenai fungsi dan keadaan tubuhnya, misal penderita merasa tubuhnya mengeluarkan bau.
4) Waham nihilistik
Suatu kenyataan bahw dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia ini sudah hancur.
5) Waham kejar
Penderita yakin bahwa ada orang yang sedang mengganggunya,menipunya, memata-matai atau menjelekkan dirinya.
6) Waham hubungan
Keyakinan bahwa ada hubungan langsung antara interprestasi yang salah dari pembicaraan, gerakan atau digunjingkan.
7) Waham pengaruh
Keyakinan yang aplsu bahwa dia merupakan subjek pengaruh dari orang lain atau tenaga gaib yang tak terlibat.

b. Fobi
Rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh penderita walau disadari bahwa hal tersebut irasional.
c. Ideas of reference (pikiran hubungan)
Suatu keadaan yang mana pembicaraan orang, benda atau kejadian dihubungkan dengan dirinya sendiri.
d. Pre-okupasi
Suatu pikiran yang terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya brhungan dengan keadaan emosional yang kuat.
e. Thougt Insertion (sisip pikiran)
Suatu perasaan bahwa ada pikiran dari luar yang disisipkan dan dimasukan kedaam otaknya.
f. Thought broad cast (siar pikir)
Suatu perasaan bahwa pikiranya telah disiarkan melalui radio, televisi, kawat liat lisrik, dan lampu

G. Gangguan kesadaran
Kesadaran adalah kemapuan seseorang untuk mangadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.
Bentuk- bentuk gangguan kesadaran :
1. kesadaran kuantitatif
a. Kesadaran yang menurun
Kesadaran dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan.
1) Apatis (kesadaran seperti orang mangantuk
2) Somnolen (kesadaran seperti orang mengantuk benar, memberi jawaban bila dirangsang)
3) Sopor (hanya bereaksi dengan rangsang yang kuat, ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang)
4) Subkoma dan koma (tidak didapatkan reaksi terhadap rangsang apapun)

b. Kesadaran yang meninggi
Keadaan reaksi yang meningkat terhadap suatu rangsang, disebabkan zat toksik yang merangsang otak atau oleh faktor psikologik.

2. Kesadaran kualitatif
Terjadi perubahan dalam kualitas kesadaran, dapat ditimbulkan oleh keadaan toksik, organik dan psikogen.
a. Stupor
Karena faktor psikogen didapatkan pada keadaan katatonia, depresi, epilepsi, ketakutan, dan reaksi disosiasi.
b. Twilight state (keadaan dini, senja, senjakala)
Kehilangan ingatan atas dasar psikologik yang mana kesadaran terganggu dan dalam beberapa keadaan sangant mengaburkan, sehingga penderita tidak mengenali lingkungannya.
c. Fuge
Suatu periode penurunan kesadaran dengan pelarian menimbulkan banyak stres, tapi dapat mempertahankan kebiasaan dan keterampilanya.
d. Confusion (bingung)
Gangguan keadaan karena rusaknya aparat sensoris dimana didapatkan kesulitan pengertian, mengacau, disorientasi disertai gangguan fungsi asosiasi.
e. Tranco (trans)
Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai secra mendadak roman muka tampak seperti bengong, kehilangan akal atau melamun.

3. Gangguan orientasi
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubunganya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Terdapat kerusakan yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.

H. Gangguan kemauan
Kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinhinan dipertimbangkan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
Proses kemauan adalah:
• Saat terlihat (terdiri dari tanggapan dan tegangan yang cukup kuat)
• Saat objektif (sudah ada yang diingini, walau hanya dalam niat saja, tapi benda yang jadi tujuannya sudah ada
• Saat aktual (timbul kesadarn akan keinginan dan menghendaki, tidakan sudah dikhayalkan dan dialami)
• Saat subjektif (berupa tindakan kemauan itu sendiri, dengan kesadaran penuh dan menggunakan segala daya dan tenaga).

Kemauan dapat dirusak oleh gangguan emosional, gangguan- gangguan kognisi, kerusakan otak organik, dalam keadaan tidak terlatih atau bahkan terlalu banyak latihan.

Bentuk – bentuk gangguan kemauan :
a. Abulia (kemauan yang lemah)
Keadaan inaktivitas sebagai akibat ketidaksanggupan membuat keputusan atau memulai suatu tingkah laku.
b. Negativisme
Ketidaksanggupan dalam bertindak atas sugesti dan tidak jarang terjadi melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan yang disugestikan.
c. Kekakuan (rigiditas)
Ketidakmampuan memiliki keleluasaan dalam memutuskan untuk merubah suatu tingkah laku, misal stereotipe yang merupakan sikap atau gerakan mekanis yang dilakuakn berulang-ulang.
d. Kompulsi
Keadaan dimana seorang merasa didorong untuk melakukan suatu tindakan, yang disadari sebagai suatu irasional atau tidak ada gunanya.
1. Kleptomania (mencuri kompulsif)
sering memncuri barang yang mempunyai arti simbolis dan biasanya tidak bernilai.
2. Pyromania (membakar kompulsif)
dipandang sebagai suatu bentuk simbolis pemuasan seksual.
3. Mencuci tangan berulang-ulang dengan tidak dapat dicegah atau dikuasai.

I. Gangguan Emosi dan Afek
Emosi adalah suatu pegalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis.
Afek adalah kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang, menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologik.
Bentuk – bentuk gangguan emosi
a. Euforia
b. Elasi
c. Eksaltasi
d. Eklasi
e. Inappropiate afek (afek yang tidak sesuai)
f. Afek yang kaku
g. Emosi labil
h. Cemas dan depresi
i. Ambivalensi
j. Apatis
k. Emosi

Selasa, 27 Oktober 2009

Creat My Song

Cintaku Padamu Melebihi Cintamu Padaku (CPMCP)
By: Am_BF
Intro: C G Am F G
Menatap bintang diatas sana
C
Mengingatkan diriku tentang mu
G
Yang selalu merindumu dan..
Am
Selalu menyayangimu disini..
F G

Kau yang ada jauh disana
C
Membuat diriku merindukanmu
G
Mungkin lewat lagu ku ini
Am
Bisa obati rinduku padamu..
F G

Reff:
Aku yang mencintai mu
C
Aku yang merindumu
G
Selalu berharap Kesetiaanmu.. Pada diriku…
Am F Em
sekuat langit topangi bumiii…
Dm G

dan bila kau berikan
C
cinta mu yang tulus bagiku
G
ku yakinkan… cinta dan kasih ku.. pada dirimu..
Am F Em
melebihi kau mencintai ku…
Dm G C

FCFCFC FAm FG
Bac to reff s.d

CreaT My Song


jadikan aku satu-satunya

ketika detik tak berdetak lagi
akan ku selalu mencintaimu
berbeda kurasakan ketika bersamanya
bersamamu kurasakan nyaman

ketika bintang tak bersinar lagi
akan ku selalu menyayangimu
yakinkan hatimu ku tercipta untukmu
jadikan aku satu - satunya....

###
aku, takkan pernah berpaling
dari dekap mu kasih
yang selalu sejukkan hati
selamanya..

aku takkan bisa berdiri
tanpa sandaran hati
yang selalu tenangkan hati
selamanya..

micha....