Kamis, 29 Oktober 2009

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA


A. Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengn lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal).
Proses kognisi meliputi :
- Sensasi dan persepsi
- Perhatian
- Ingatan
- Asosiasi
- Pertimbangan
- Pikiran
- Kesadaran

1. Gangguan sensasi dan persepsi
Sensasi atau penginderaan adalah pengetahuan atau kesadaran akan suatu rangsang. Terdapat enam macam sensasi yaitu : rasa kecap, rasa raba, rasa cium, penglihatan, pendengaran dan kesehatan.
Persepsi atau pencerapan adalah kesadaran akan suatu ragsang yang dimengerti.
Macam-macam gangguan sensasi dan persepsi

a. Gangguan sensasi
• Hiperestesia
Keadaan dimana terjadi peningkatan abnormal dari kepekaan dalam proses penginderaan, baik tersa panas, dingin, nyeri ataupun raba.
Anestesia
tidak didapatkan sama sekali perasaan pada penginderaan. Sifatnya dapat menyeluruh, setempat atau sebagian saja.
• Parestesia
Terjadi perubahan pada perasaan yang normal(biasanya raba), misalnya kesemutan.
Parestesia dapat berupa : Acroparestesia adalah keadaan dimana perasaan menebal pada ujung-ujung ektreminitas (baal). Aestereognosis adalah keadaan dimana terjadi kegagalan mengenal bentuk dengan rasa raba.
• Sinestesia
Rangsang yang sesuai dengan alat indera tertentu, ditangapi oleh indera yang lain.
• Hiperosmia
Terjadi peningkatan kepekaan berlebihan indera penciuman.
Anosmia
Terjadi kegagalan /kehilangan daya penciuman baik sebagian maupun seluruh.
• Hiperkinestesia
Terjadi peningkatan kepekaan yang berlebihan terhadap perasaan gerak tubuh.
• Hipokinestesia
Tejadi penurunann kepekaan terhadap perasaan gerak tubuh.

b. Gangguan persepsi
Ilusi
Suatu persepsi yang salah/palsu, dimana ada atau pernah ada rangsangan dari luar.
Halusinasi
Suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar.

Jenis-jenis halusinasi :
Halusinasi pendengaran (auditif, akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendengging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat yang bermakna.
Halusinasi penglihatan (visual, optik)
Sering terjadi pada keadaan delirium. muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran.
Halusinasi penciuman (olfaktorik)
Halusinasi biasanya berupa encium sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak.
Halusinasi pengecapan (gustatorik)
Penderita merasa mengecap sesuatu.
Halusinasi raba (taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ulat, yang bergerak dibawah kulit.
Halusinai seksual, ini termasuk halusinasi raba
penderita merasa diraba dan diperkosa, sering pada skizofrenia engan waham kebesaran terutama mengenai organ- organ.
Halusinasi kinestetik
Penderita merasa badanya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau anggota badanya yang bergerak-gerak.
Halusinasi viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.
• Depersonalisi
Perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
• Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan.

B. Gangguan Perhatian
Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam sustu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang.
Beberapa bentuk gangguan perhatian :
Distraktibiliti
Perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berati, misal suara nyamuk, suara kapal, orang lewat, dll.
Aproseksia
Keadaan dimana terdapat ketidak sanggupan untuk memperhatikan secara tekun erhadap situasi / keadaan tanpa memandang masalah tersebut.
• Hiperproseksia
Keadaan dimana terjadinya pemusatan/konsentrasi perhatian yang berlebihan, sehingga sangan mempersempit persepsi yang ada.

C. Gangguan Ingatan
Ingatan (kenangan, memori) adalah kesangguapan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda- tanda kesadaran.
Proses Ingatan ada 3 unsur :
• Pencatatan ( mencamkan, reception, registration)
• Penyimpanan (menahan, retention, preservation)
• pemanggilan kembali (recalling)

Beberapa bentuk gangguan ingatan :
1. Amnesia
Ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat sebagian atau total retrogad/antegrad dan dapat ditimbulkan oleh faktor organik/psikogen.
2. Hipernemsia
Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian- kejadian yang lalu dengan sangatteliti sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. Sering pada mania, paranoia, katatonik.
3. Paramnesia (pemalsuan/pemiuhan, ingatan)
Gangguan dimana terjadi penyimpangan /pemiuhan terhadap ingatan- ingatan lama yang dikenal dengan baik.
Konfabulasi
Keadaan dimana secara sadar seseorang mengisi lubang-lubang dalam ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan, akan tetapi yang bersangkutan percaya akan kebenaranya.
Pemalsuan retrospektif
Ilusi ingatan yang dibentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan afektif. Penderita akan memberikan kesimpulan yang salah terhadap suatu kejadian dengan menambhkan penggalaman yang tidak berdasarkan kenyataan sama sekali.
Deja’vu (ilusi ingatan)
Suatu perasaan seakan-akan pernah melihat sesuatu yang sebenarnya belum pernah dilihatnya.
De Jamais vu
Suatu perasaan palsu terhadap suatu kejadian yang sebenarnya telah pernah dialaminya tapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialaminya tapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialami/dilihatnya.

D. Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan dengannya.
Faktor- faktor yang menentukan pola-pola dalam proses asosiai anatara lain :
• Keadaan lingkungan pada saat itu
• Kejadian-kejadian yang baru terjadi
• Pelajaran dan pengalaman sebelumnya
• Harapan- harapan dan kebiasaan seseorang
• Kebutuhan dan riwayat emosionalnya.

Beberapa bentuk gangguan asosiasi :
1. Retardasi (perlambatan)
Proses asosiasi yang berlangsung lebih lambat dari biasanya.
2. Kemiskinan ide
Suatu keadaan diman aterdapat kekurangan asosiasi yang dapat dipergunakan.
3. Perseversi
Suatu keadaan dimana satu asosiasi diulang-ulang kembali secara terus –menerus yang seakan –akan mengambarkan seseorang tidak sangup lagi untuk melepaskan ide yang telah diucapkan.
4. Flight of ideas (lari cita, pikiran melompot- lompat)
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi berlangsung sangat cepat yang tampak dari perubahan isi pembicaraan dan pikiran.
5. Inkohorensi
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi tak berhubungan satu dengan yang lain.
6. Blocking (hambatan, benturan)
Suatu keadaan dimana terjadi kegagalan membentuk asosiasi, mulai dari situasi sementara akibat reaksi emisional yang kuat sampai pada blocking yang lama seperti terdapat pada penyakit jiwa yang berat.
7. Alphasia
Suatu keadaan diman terjadi kegagalan sebagian atau seluruhnya untuk menggunakan atau memahami bahasa.

E. Gangguan Pertimbangan
Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untu membandingkan/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja degan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas.

F. Gangguan Pikiran
Pikiran umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang. Proses berpikir yang normal mengandung arus ide, simbol, dan asosiasi yang terarah pada tujuan dan yang ibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas yang dapat menghantarkan pada suatu penyelesaian yang berorientasi pada kenyataan.

Faktor- faktor yang mempenggaruhi pross berpikir, yaitu :

• Faktor soatik (gangguan otak dan kelelahan)
• Faktor psikologik (gangguan emosi dan psikosa)
• Faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial tertentu)

Beberapa bentuk gangguan proses berpikir :

1. Gangguan bentuk pikiran (produksi) ; termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah pada suatu tujuan :
a. Pikiran deristik
Bentuk pikiran dimana tidak ada hubungan antara proses mental dengan pengalamannya yang sedang berjalan.
b. Pikiran austistik
Gangguan dalam proses berpikir dimana terjadi kegagalan dalam membedakan batas antara kenyataan dan fantasi.
c. Pikiran yang non-realistik
Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
d. Pikiran obsesif
Gangguan pikiran dimana satu ide selalu datang berulang-ulang, irasional dan secara sadar tak diinginkan, tapi tidak dapat dihilangkan.
e. Konfabulasi
Gangguan pikiran dimana seorang mempersatukan hal-hal atau kejadian yang tidak berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan pikiran yang timbul karena kehilangan ingatan.

2. Gangguan arus atau jalan pikiran meliputi cara dan laju proses asosiasi dalam pemikiran:
a. Flight od ideas (lari cita, pikiran melompot-lompat melayang)
Keadaan dimana terjadi perubahan yang mendadak, cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide belum selesai sudah disususl oleh ide yang lain.
b. Retardasi (perlambatan)
Keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang, sering dijumpaipada penderita skizofrenia dan psikosa efektif fase depresi.
c. Persevarasi
keadaan dimana seseorang secara berulang memberitahukan suau ide, pikiran atau theme secara berlebihan.
d. Circumstantiality (pikiran berbelit-belit, pikiran berputar-putar)
Kedaaan dimana untuk menuju secara tidak langsung kepeda ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang menjemukan dan tidak relevan. sering pada anak RM dan epilepsi.
e. Inkohorensi
Keadaan dimana terdapat gangguan dalam bentuk bicara, pembicaraannya sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya.
f. Blocking
Keadaan dimana jalan pikiran secara tiba-tiba berhenti, hal ini tidak dapat diterangkan oleh penderita.
g. Logorea
Banyak bicara dimana kata-kata yang baru tidak dapat dipahamai secar umum.
h. Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami secara umum
i. Irelevansi
Keadaan diman isi pikiran atau ucapan tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal-hal yang sedang dibicarakan.
j. Aphasia
Keadaan dimana seseorang tidak atau sukar mengerti pembicaraan orang lain (sensorik) dan atau tidak dapat atau sukar berbicara (motorik). Sering pada kerusakan otak.

3. Gangguan isi pikiran (meliputi isi pikiran yang non verbal atau isi pikiran yang diceritakan)

a. Waham
Suatu kepercayaan yang terpaku dan tidak dapat dikoreksi atas dasar fakta dan kenyataan.
Waham ada yang sistematis dan tidak sistemtis, diklafikasi menurut isinya dan isi waham biasanya mempunyai kecenderungan untuk menguasai/menonjol
1) Waham kebesaran (waham ekspansif)
Suatu kepercayaan palsu dimana seseorang memperluas atau memperbesar kepentingan dirinya, baik mengenai kualitas tindakan/kejadian/orang disekeliling, dalam bentuk tidak realistik.
2) Waham depresif (menyalahkan diri sendiri)
Kepercayaan yang tidak berdasar. Menyalahkan diri sendiri akibat perbuatan- perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain. Waham depresif sering disebut waham bersalah, waham sakit dan waham misin.
3) Waham somatis (waham hipokondria)
Kecenderungan yang menyimpang dan bersifat dungu mengenai fungsi dan keadaan tubuhnya, misal penderita merasa tubuhnya mengeluarkan bau.
4) Waham nihilistik
Suatu kenyataan bahw dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia ini sudah hancur.
5) Waham kejar
Penderita yakin bahwa ada orang yang sedang mengganggunya,menipunya, memata-matai atau menjelekkan dirinya.
6) Waham hubungan
Keyakinan bahwa ada hubungan langsung antara interprestasi yang salah dari pembicaraan, gerakan atau digunjingkan.
7) Waham pengaruh
Keyakinan yang aplsu bahwa dia merupakan subjek pengaruh dari orang lain atau tenaga gaib yang tak terlibat.

b. Fobi
Rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh penderita walau disadari bahwa hal tersebut irasional.
c. Ideas of reference (pikiran hubungan)
Suatu keadaan yang mana pembicaraan orang, benda atau kejadian dihubungkan dengan dirinya sendiri.
d. Pre-okupasi
Suatu pikiran yang terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya brhungan dengan keadaan emosional yang kuat.
e. Thougt Insertion (sisip pikiran)
Suatu perasaan bahwa ada pikiran dari luar yang disisipkan dan dimasukan kedaam otaknya.
f. Thought broad cast (siar pikir)
Suatu perasaan bahwa pikiranya telah disiarkan melalui radio, televisi, kawat liat lisrik, dan lampu

G. Gangguan kesadaran
Kesadaran adalah kemapuan seseorang untuk mangadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.
Bentuk- bentuk gangguan kesadaran :
1. kesadaran kuantitatif
a. Kesadaran yang menurun
Kesadaran dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan.
1) Apatis (kesadaran seperti orang mangantuk
2) Somnolen (kesadaran seperti orang mengantuk benar, memberi jawaban bila dirangsang)
3) Sopor (hanya bereaksi dengan rangsang yang kuat, ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang)
4) Subkoma dan koma (tidak didapatkan reaksi terhadap rangsang apapun)

b. Kesadaran yang meninggi
Keadaan reaksi yang meningkat terhadap suatu rangsang, disebabkan zat toksik yang merangsang otak atau oleh faktor psikologik.

2. Kesadaran kualitatif
Terjadi perubahan dalam kualitas kesadaran, dapat ditimbulkan oleh keadaan toksik, organik dan psikogen.
a. Stupor
Karena faktor psikogen didapatkan pada keadaan katatonia, depresi, epilepsi, ketakutan, dan reaksi disosiasi.
b. Twilight state (keadaan dini, senja, senjakala)
Kehilangan ingatan atas dasar psikologik yang mana kesadaran terganggu dan dalam beberapa keadaan sangant mengaburkan, sehingga penderita tidak mengenali lingkungannya.
c. Fuge
Suatu periode penurunan kesadaran dengan pelarian menimbulkan banyak stres, tapi dapat mempertahankan kebiasaan dan keterampilanya.
d. Confusion (bingung)
Gangguan keadaan karena rusaknya aparat sensoris dimana didapatkan kesulitan pengertian, mengacau, disorientasi disertai gangguan fungsi asosiasi.
e. Tranco (trans)
Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai secra mendadak roman muka tampak seperti bengong, kehilangan akal atau melamun.

3. Gangguan orientasi
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubunganya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Terdapat kerusakan yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.

H. Gangguan kemauan
Kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinhinan dipertimbangkan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
Proses kemauan adalah:
• Saat terlihat (terdiri dari tanggapan dan tegangan yang cukup kuat)
• Saat objektif (sudah ada yang diingini, walau hanya dalam niat saja, tapi benda yang jadi tujuannya sudah ada
• Saat aktual (timbul kesadarn akan keinginan dan menghendaki, tidakan sudah dikhayalkan dan dialami)
• Saat subjektif (berupa tindakan kemauan itu sendiri, dengan kesadaran penuh dan menggunakan segala daya dan tenaga).

Kemauan dapat dirusak oleh gangguan emosional, gangguan- gangguan kognisi, kerusakan otak organik, dalam keadaan tidak terlatih atau bahkan terlalu banyak latihan.

Bentuk – bentuk gangguan kemauan :
a. Abulia (kemauan yang lemah)
Keadaan inaktivitas sebagai akibat ketidaksanggupan membuat keputusan atau memulai suatu tingkah laku.
b. Negativisme
Ketidaksanggupan dalam bertindak atas sugesti dan tidak jarang terjadi melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan yang disugestikan.
c. Kekakuan (rigiditas)
Ketidakmampuan memiliki keleluasaan dalam memutuskan untuk merubah suatu tingkah laku, misal stereotipe yang merupakan sikap atau gerakan mekanis yang dilakuakn berulang-ulang.
d. Kompulsi
Keadaan dimana seorang merasa didorong untuk melakukan suatu tindakan, yang disadari sebagai suatu irasional atau tidak ada gunanya.
1. Kleptomania (mencuri kompulsif)
sering memncuri barang yang mempunyai arti simbolis dan biasanya tidak bernilai.
2. Pyromania (membakar kompulsif)
dipandang sebagai suatu bentuk simbolis pemuasan seksual.
3. Mencuci tangan berulang-ulang dengan tidak dapat dicegah atau dikuasai.

I. Gangguan Emosi dan Afek
Emosi adalah suatu pegalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis.
Afek adalah kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang, menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologik.
Bentuk – bentuk gangguan emosi
a. Euforia
b. Elasi
c. Eksaltasi
d. Eklasi
e. Inappropiate afek (afek yang tidak sesuai)
f. Afek yang kaku
g. Emosi labil
h. Cemas dan depresi
i. Ambivalensi
j. Apatis
k. Emosi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar